https://jatengprov.go.id/publik/pastikan-stok-padi-dan-beras-di-wilayah-jateng-aman-ganjar-cek-panen-padi-di-kendal/ |
Sebagai negeri yang berbasis kehidupan agraris,
potensi pertanian Indonesia adalah kekuatan yang luar biasa membangun
kedaulatan bangsa. Itulah yang membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
menempatkan potensi pertanian sebagai salahsatu prioritas pembangunan di Jawa
Tengah. Di bawah kepemimpinan Gubernur Ganjar pranowo, Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah melahirkan beberapa program pembangunan bidang pertanian yang unik dan
partisipatif bagi warga terutama bagi warga kawasan pedesaan.
Beberapa program ini bukan hanya akan
mendorong penguatan ketahanan pangan bagi wilayah Jawa Tengah yang juga dikenal
sebagai lumbung pangan, melainkan juga bisa didorong menjadi kekuatan ekonomi
kawasan pedesaan yang tak bakalan bisa disaingi wilayah yang lain terutama
perkotaan. Apa saja yang dilakukan Pemerintahan Ganjar Pranowo membangun
ketahanan pangan melalui sektor pertanian/
1. Gandeng Kepala Desa dan Perangkat
Desa
Pedesaan adalah sumber
produksi pangan maka sektor pertanian sudah pasti memfokus pada kawasan
pedesaan. Tak tanggung-tanggung, Ganjar Pranowo langsung melibatkan Kepala Desa
dan para perangkat desa untuk terlibat langsung dalam urusan penguatan pangan
ini.
Bentuknya, Ganjar mengajak para kepala desa dan perangkat desa
untuk fokus dan aktif membangun kesadaran warganya mengenai ketahanan pangan. Bukan
hanya wacana, Ganjar meminta desa melahirkan program khusus ketahanan pangan
dengan memanfaatkan Dana Desa sebagai salahsatu program prioritas.
Salahsatu programnya adalah
meminta desa mengajak seluruh warganya memanfaatkan lahan pekarangan, halaman rumah
dan bahkan dengan menggunakan penanaman polybag untuk menanam aneka jenis
sayuran seperti cabai, terong dan aneka sayuran lainnya. Ganjar mengatakan,
pemerintah siap membantu warga menyediakan bibit pada program ini.
Jika setiap rumah warga mampu
membangun kebun sayurnya sendiri maka warga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
yang tinggi untuk menyokong kebutuhan pangan dan gizi keluarga mereka.
Misalnya, warga tak perlu lagi membelio cabai karena cukup memetik cabai dari
kebunnya sediri. Demikian juga sayur yang lain.
Selain menciptakan efisiensi
yang luar biasa, hitung saja jika satu keluarga mengeluarkan Rp. 20 ribu setiap
hari unuk membeli sayur, maka satu desa dengan penghuni 1000 KK akan mampu
mampu ‘menyelamatkan’ Rp. 20 juta sehari dengan cara ini. Warga desa itu akan
menciptakan efisiensi hingga Rp. 600 juta sebulan. Bayangkan!
Dari sisi pemenuhan gizi, tak
perlu lagi ada kasus kekurangan gizi. Sebab semua orang sudah mendapatkan
kecukup[an gizi penting dari kebun sayurnya sendiri.
Untuk mendorong program ini,
Ganjar meminta desa mengembangkan kebun sayur dengan melibatkan warga terutama
kaum ibu dalam hal pengelolaannya dan kemudian bisa dipetik dengan gratis pada
panenan awal. Selanjutnya, jika produksi sayur ini sudah melimpah, sayur produksi
warga bisa dijual ke luar desa atau ke kota yang jelas tidak punya lahan sluas
desa.
Ini adalah sebuah cara agar warga desa tidak perlu lagi terhantam badai ekonomi akibat perlambatan ekonomi akibat Pandemi Covid 19. Juga akan menyelamatkan setiap keluarga dari kenaikan harga bahan pangan seperti yang selama ini terjadi. Jika warga bisa memetik sendiri sebagian kebutuhan pangannya, bukankah itu akan menciptakan efisiensi yang luar biasa?
2. Mengajak Petani Menanam Tanaman
Pendamping Beras
Karunia alam berupa kesuburan
tanah di kawasan Jawa Tengah sangat memungkinkan penegmbangan tanaman pangan
pendamping beras. Maka Ganjar mengajak para petani menanam tanaman pangan
alternatif selain padi seperti umbi-umbian, jagung, porang dan berbagai jenis
tanaman pangan alternatif lainnya.
Hasil produksi tanaman
pendamping ini bukan hanya akan memperkuat persediaan konsumsi warga sendiri
melainkan juga bakal bisa menjadi komoditas yang strategis untuk dijual ke
pasar ekspor dan industri,
Data dari BPS Jateng menyebut, luas panen ubi kayu Jawa Tengah di tahun 2021 mencakup 97.976 hektar. Sedangkan luas panen jagung sekitar 582.432 hektar. Data ini menunjukkan kekuatan Jawa Tengah sebagai sumber penghasil tanaman pendamping beras yang sangat kuat.
3. Beli Beras Srinuk Klaten
Ganjar mengajak semua warga Jawa Tengah untuk membeli Beras Srinuk yakni beras yang diproduksi oleh para petani Jawa Tengah khususnya Klaten. Budaya membeli dan mengkonsumsi produk sendiri adalah salahsatu cara membangun kekuatan sekaligus kedaulatan ekonomi sebuah kawasan. Dengan cara ini, putaran uang di tingkat lokal bakal semakin besar dan membeli produk sendiri adalah sebentuk kekuatan ekonomi yang luar biasa karena akan mengurangi ketergantungan bangsa ini pada produk asing. Jika budaya membeli dan mengkonsumsi produk sendiri terbangun maka negeri ini tak perlu kawatir pada pengaruh kondisi ekonomi dunia yang saat ini sedang gonjang-ganjing akibat resesi.
4. Mengajak Pramuka Memperkuat
Ketahanan Pangan
Ekonomi yang kuat hanya akan
terbangun dengan melibatkan berbagai kekuatan dan pihak. Kekuatan ekonomi juga
mensyaratkan terjadinya gerakan kesadaran masyarakat. Maka, pelibatan kekuatan
kelompok warga, organisasi masyarakat, tokoh dan berbagai kelomp[ok anak muda
adalah langkah yang harus dilakukan. Melibatkan Pramuka adalah salahsatu
langkah strategis Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini. Kenapa
Pramuka?
Pramuka adalah organisasi
yang memiliki kekuatan massa yang besar. Pramuka juga organisasi terbuka, non
ideologis dan mengabdi pada kepentingan bersama dalam rangka membangun
kehidupan sosial yang baik bagi semua orang.
Keunggulan lain dari Pramuka
adalah, para anggota dan pegiat Pramuka adalah anak-anak muda di sekolah mulai
dari SD hingga perguruan tinggi. Dengan begitu Pramuka memiliki jaringan yang
luar biasa jumlah massa-nya. Kekuatan inilah yang digunakan Ganjar Pranowo agar
visi membangun ketahanan pangan bisa dengan cepat dan massif menghinggapi
kesadaran publik Jawa Tengah.
Bukan hanya Pramuka, Ganjar juga mengajak berbagai tokoh masyarakat, salahsatunya tokoh agama agar turut mendukung program ketahanan pangan ini. Dengan begitu, wacana ketahanan pangan akan menjadi wacana yang mengarusutama dalam wacana kehidupan warga masyarakat sehari-hari.
5. Mendirikan Badan Usaha Milik
Petani
Semua orang pasti setuju
bahwa sektor pertanian sebagai penyedia produk pangan adalah bagian yang sangat
penting dalam menyokong kebutuhan dasar semua orang. Tetapi di negeri ini,
sektor pertanian masih dianggap sektor yang tidak menjanjikan penghidupan
ekonomi yang baik terutama bagi kalangan muda yang lebih tertarik gemerlap
modernitas dan teknologi,
Hal ini menciptakan
mengakibatkan penghidupan para petani bukannya membaik dari tahun ke tahun
melainkan semakin terpinggirkan dan dunia pertanian belum dianggap sektor yang
menjanjikan sebagai kekuatan ekonomi masa depan.
Ganjar Pranowo adalah
salahsatu pemimpin yang sangat sadar pentingnya mendorong kekuatan dunia
pertanian sebagai kekuatan ekonomi masa depan sekaligus kekuatan yang
sebenarnya sangat strategis dimiliki bangsa ini. Itulah yang melahirkan gagasan
lahirnya Badan Usaha Milik Petani (BUMP) sebuah lembaga ekonomi komunitas
petani yang akan menjadi penyangga sistem niaga para petani.
Kelahiran BUMP adalah
terobosan luar biasa sektor pertanian. Berbeda dengan konsep Koperasi Unit desa
dan berbagai program pemerintah lain yang terseok-seok hingga kini. BUMP
menempatkan para petani sebagai subyek utama penyelenggaraan keorganisasian
mereka sendiri.
BUMP menempatkan para anggota
komunitasnya mengembangkan berbagai aset dan potensi yang mereka miliki secara
mandiri dan profesional dan terhindar dari berbagai intervensi yang selama ini
seringkali bukannya memajukan melainkan malah mengkerdilkan. BUMP memiliki
kekuatan sebaliknya, para petani adalah subyek dan berhak menentukan ‘nasib
mereka’ sendiri. Ini tercermin dari terbukanya kepemilikan saham bagi para
petani dalam organisasi BUMP.
BUMP juga sangat memungkinkan
berkembang sebagai kekuatan organisasi yang mampu mengangkat derajat sosial
kaum petani yang selama ini terpinggirkan. BUMP memungkinkan wacana pertanian
menjadi arus utama dan kesejahteraan kehidupan para petani menjadi visi
besarnya. Sebagai sebuah badan usaha, BUMP juga telah memiliki fokus yang jelas
yakni bergerak pada sektor pertanian sebagai kekuatan dirinya. Hal ini jauh
lebih lebih sederhana secara konseptual ketimbang Badan Usaha Milik Desa.
Selain itu, kehadiran BUMP juga akan mampu menjadi lembaga advokasi bagi petani menghadapi kekuatan tengkulak dan kelompok pemilik modal yang selama ini mengangkangi kehidupan para petani.
Dari lima langkah strategi
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bidang sektor pertanian di atas, ide
melahirkan BUMP bolehlah disebut sebagai gagasan yang paling revolusioner
karena secara langsung menempatkan para petani sebagai kelompok profesi yang
memiliki kekuatan kolektif dan membuka peluang dunia pertanian di Indonesia
berkembang menjadi sektor yang bisa dikelola secara profesional dan mampu
bertarung dengan sektor yang lain.**